JADIKAN ANAK KITA SANTRI Oleh Kh.Ishomuddin Ma'shum

JADIKAN ANAK KITA SANTRI
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit RA, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya) [HR Abu Dawud]
Karena itu setiap santri saat akan memulai belajar selalu dibimbing itu bersama-sama menata hati:
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ وَالْإِسْتِفَادَةَ وَإِزَالَةَ الْجَهْلِ وَشُكْرًا بِنِعْمَةِ الْعَقْلِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Aku niat belajar, mengajar, cari guna, menghilangkan kebodohan, mensyukuri nikmatnya akal, fardlu karena Allah Ta'ala...
السنتري بشاهد حاله هو من يعتصم بحبل الله المتين ويتبع سنة الرسول الامين صلى الله عليه وسلم ولا يميل يمنة ولا يسرة في كل وقت وحين هذا معناه بالسيرة والحقيقة لا يبدل ولا يغير قديما وحديثا. والله اعلم بنفس الامر وحقيقة الحال
Santri berdasarkan peninjauan tindak langkahnya, adalah orang yang berpegang teguh pada Alqur’an dan mengikuti sunnah Rasul SAW dan teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan dirubah selama-lamanya. Allah yang maha mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya.
Secara umum, santri yang bertahun-tahun melewati pendidikan agama 24 Jam dengan sistem keteladanan (uswah Hasanah) secara kontinyu dari kyai dan para ustadz akan lebih baik akhlak dan perilakunya dari pada mereka yang belajar hanya sebatas teori akhlak tanpa ada keteladanan dan bimbingan secara kontinyu. Inilah nilai plus dari santri dan pendidikan pesantren di samping kemudahan dan jaminan yang terkandung dalam hadits utama di atas.
Saya teringat beberapa tahun yang lalu ada seorang wanita pengusaha beragama budha yang bertamu ke pondok, ia memberikan statement yang sangat mengagetkan saya. Ia berkata “Saya lebih senang memiliki karyawan yang berasal dari kaum santri dari pada kalangan profesional”. Saya sangat penasaran, lantas saya bertanya : “Kenapa demikian? Bukankah santri minim skill yang dibutuhkan di perusahaan anda dibanding seorang profesional yang sudah siap kerja?”. Ia menjawab “Santri itu memiliki tingkat kejujuran yang tidak dimiliki orang lain. Masalah skill saya bisa mentrainingnya satu sampai dua bulan di perusahaan saya namun saya tidak bisa mentraining seorang profesional untuk menjadi jujur dan amanah”. Dan ternyata memang benar, akhir-akhir ini ada beberapa santri yang minta legalisir ijazah pesantren untuk urusan pekerjaan.
Uraian ini kiranya membuka mata kita bahwa pendidikan islam (baca: pesantren) tidak kalah bagus dalam mencetak generasi yang berdaya saing dalam lapangan pekerjaan belum lagi kalau berbicara dekadensi moral yang melanda generasi muda mulai dari maraknya pornografi, pergaulan bebas, miras dan narkoba maka pesantren telah membuktikan kiprahnya sepanjang sejarah bangsa Indonesia ini sebagai solusi dari semua permasalahan manusia modern di atas. Hal ini sebagaimana kutipan pidato sahabat Umar RA:
لَا يَصْلُحُ آخِرُ هٰذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا
Tidaklah bisa memperbaiki kwalitas ummat ini kecuali sesuatu yang telah memperbaiki kwalitas ummat terdahulu. [Kanz al-Ummal]
Wallahu A’lam....
Semoga Allah SWT selalu anugerahi kita kesadaran hati dan fikiran akan pentingnya pendidikan agama (pesantren) untuk kesuksesan hidup dunia dan akhirat. Aamiiin...

Comments

Popular Posts